Kegiatan Surveilans
Kebutuhan
|
Harga (Rp)
|
Jumlah
|
Hari/Unit
|
Total (Rp)
|
Supervisor
|
200.000
|
1
|
14
|
2.800.000
|
Dokter hewan
|
200.000
|
5
|
14
|
14.000.000
|
Paramedik
|
100.000
|
5
|
14
|
7.000.000
|
Enumulator
|
70.000
|
5
|
14
|
4.900.000
|
Administrasi
|
70.000
|
1
|
14
|
980.000
|
Bendahara
|
70.000
|
1
|
14
|
980.000
|
Logistik
|
70.000
|
2
|
14
|
1960.000
|
Pengolah data
|
70.000
|
2
|
14
|
1.960.000
|
konsumsi
|
70.000
|
23
|
14
|
22.540.000
|
Sub Total
|
57.120.000
|
Logistik
|
Barang
|
Harga (Rp)
|
Jumlah
|
Unit
|
Total (Rp)
|
Vacutainer (EDTA tube)
|
75.000
|
9
|
Unit
|
600.000
|
Syringe 3 ml
|
3.000
|
1000
|
Unit
|
2.400.000
|
Needle 27G
|
2.000
|
1000
|
Unit
|
2.400.000
|
Kertass label
|
2.000
|
20
|
Pack
|
40.000
|
Plastik
|
3.000
|
20
|
Pack
|
60.000
|
Gloves
|
40.000
|
7
|
Kotak
|
280.000
|
Kapas
|
40.000
|
2
|
Pack
|
80.000
|
Alkohol 70%
|
50.000
|
4
|
Botol
|
200.000
|
Masker
|
40.000
|
5
|
Kotak
|
200.000
|
Cooling box
|
100.000
|
5
|
Pcs
|
500.000
|
Ice gel
|
10.000
|
10
|
Pcs
|
100.000
|
Baju kandang
|
125.000
|
10
|
Pcs
|
1.250.000
|
Kuesioner
|
500
|
100
|
Pcs
|
50.000
|
Bensin motor
|
9.000
|
80
|
Liter
|
720.000
|
Bensin mobil
|
9.000
|
1000
|
Liter
|
900.000
|
Biaya lab PCR
|
500.000
|
16846
|
Sampel
|
8.423.000.000
|
Sub Total
|
8.132.780.000
|
Penyuluhan
|
Barang
|
Harga (Rp)
|
Jumlah
|
Unit
|
Total (Rp)
|
Banner
|
150.000
|
2
|
Pcs
|
4.200.000
|
Brosur
|
2000
|
200
|
Pcs
|
5.600.000
|
Sewa LCD Proyektor
|
500.000
|
1
|
Pcs
|
7.000.000
|
Sub total
|
16.800.000
|
Subtotal Survei
|
8.506.700.000
|
BAB IV
RENCANA PENGENDALIAN HOG CHOLERA PADA BABI
DI KABUPATEN TIMIKA, PAPUA
Program Pengendalian Penyakit Hog Cholera
Penyusunan program pengendalian hog cholera dilakukan berdasarkan analisis faktor risiko yang telah dilakukan. Diketahui bahwa prevalensi hog cholera yakni 48% (Agustia 2019). Pengendalian ini bertujuan untuk menurukan prevalensi kejadian hog cholera yang menjadi penyebab wabah penyakit babi yang menimbulkan kematian ribuan ekor dan kerugian ekonomi milyaran rupiah di Kabupaten Timika. Program pengendalian ini penting karena Jumlah babi tervaksin dalam tiga tahun terakhir (2016-2018) mengalami penurunan yang sangat tajam disbanding tahun-tahun sebelumnya. Rendahnya jumlah babi tervaksin dalam tiga tahun terakhir ini tentunya mengkhawatirkan bagi usaha pengendalian penyakit CSF di Timika. Tabel 6 merupakan program pengendalian hog cholera pada babi di Kabupaten Timika.
Tabel 6 Program pengendalian Hog Cholera pada babi di Kabupaten Timika, Papua
No
|
Intervensi
|
Kegiatan
|
1.
|
Vaksinasi
|
- Vaksinasi menyeluruh pada area yang tertular menggunakan vaksin pest-Vac®
- Vaksinasi ulang menggunakan vaksin marker dilakukan setiap 6 bulan.
- Vaksin LAV yang tersedia di Indonesia dapat diberikan pada anak dan induk babi.
|
2.
|
Kampanye Kesadaran Masyarakat dan Media
|
- Identifikasi beberapa kelompok yang dapat menjadi sasaran kegiatan sosialisasi diantaranya pemerintah daerah, peternak babi komersil, peternak babi rakyat, asosiasi monogastrik, asosiasi obat hewan, pedagang, pemburu babi liar dan masyarakat umum
- meningkatkan pengetahuan kelompok sasaran mengenai Hog Cholera untuk meningkatkan pelaporan, meningkatkan pengetahuan peternak terkait tindakan biosekuriti dan sanitas
|
3.
|
Peningkatan tindakan biosekuriti
|
- Mengintroduksikan dan mempromosikan “Praktek biosekuriti yang baik”
|
4.
|
Pengujian Laboratorium
|
- Dilakukan serangkaian uji ELISA dan dikonfirmasi dengan uji PCR.
-Sampel untuk pengujian laboratorium umumnya diambil dari ternak babi dengan dugaan Hog Cholera yang menunjukkan gejala
|
5.
|
Pengendalian lalu lintas babi hidup dan produknya
|
- Pelarangan lalu lintas babi hidup dari daerah tertular ke daerah bebas.
- Produk daging babi yang ditujukan untuk konsumsi manusia, tidak diizinkan untuk dilalu lintaskan dalam keadaan mentah
|
Vaksinasi
Sampai saat ini, vaksin yang telah beredar adalah vaksin Live Attenuated Virus (LAV) atau Modified Live Virus (MLV) yang dibuat dari strain virus Hog Cholera aktif yang dilemahkan. Hal ini karena virus yang tidak aktif secara keseluruhan dinyatakan tidak efektif dalam menginduksi kekebalan, sehingga tidak dapat digunakan sebagai vaksin. Selain vaksin LAV, telah dikembangkan jenis vaksin baru, yaitu vaksin marker, namun saat ini masih belum beredar secara resmi (NAHEMS 2012). Saat ini hanya vaksin LAV Hog Cholera yang tersedia di Indonesia. Vaksin LAV dapat diberikan pada anak dan induk babi. Vaksinasi umumnya diulang setiap tahun sekali.
Penyusunan Biaya dan Manfaat Pengendalian Penyakit
Program pengendalian yang dilakukan adalah pencegahan peningkatan kejadian penyakit ASF dengan memutus rantai penyebaran dan meningkatkan peran aktif peternak dalam langkah pengendalian. Manfaat yang diperoleh dari program pengendalian yaitu terjadi penurunan prevalensi penyakit ASF, menaikkan angka kelahiran, dan menurunkan angka kematian pada babi. Penyusunan biaya (cost) dan manfaat (benefit) untuk program pengendalian penyakit ASF secara ekonomi digunakan asumsi-asumsi berikut :
Populasi ternak babi di Kabupaten Timika, Papua adalah 16.846 ekor.
Asumsi pada Kota Medan terdapat 25 Desa yang memiliki populasi babi, sebanyak 10 desa menjadi lokasi pengambilan sampel.
Rencana program pengendalian CSF pada babi di Kabupaten Timika, Papua akan dilakukan selama 10 tahun.
Asumsi harga anak babi per ekor yaitu Rp 1.000.000
Asumsi harga seekor babi dewasa sehat karena program pengendalian CSF adalah 5.000.000
Nilai keuntungan didapatkan dari banyaknya jumlah populasi peternakan babi yang yang terselamatkan dan produk daging babi yang dihasilkan. Tingkat suku bunga (discount rate) yang digunakan adalah sebanyak 12%.
Keuntungan dari program pengendalian penyakit CSF ini meliputi :
Penurunan prevalensi CSF
Kenaikan angka kelahiran babi
Penurunan angka kematian anak babi
Biaya untuk program pengendalian ini meliputi:
Pengujian laboratorium
Seminar
Disinfektan
Vaksinasi
Intensif biosekuriti
Seluruh biaya yang terkait dengan program pengendalian ini dinyatakan dalam bentuk Total Cost. Biaya untuk tahun selanjutnya disesuaikan dan dinyatakan dalam nilai sekarang sehingga dapat dinyatakan sebagai Present Value Cost (PVC). Seluruh keuntungan yang terkait dengan program pengendalian ini dinyatakan dalam bentuk Total Benefit. Keuntungan yang didapatkan pada tahun kedepan disesuaikan dan dinyatakan sebagai Present Value Benefit (PVB).
Biaya yang dikeluarkan dalam pengendalian penyakit CSF perlu dianalisa untuk mengetahui kelayakan pelaksanaan program pengendalian. Nilai dari manfaat (benefit) dan biaya (cost) harus dinyatakan terlebih dahulu dalam nilai sekarang (present value). Analisis biaya dilakukan dengan memperhatikan aspek manfaat (benefit) dan biaya (cost) pada suatu program pengendalian. Suatu program pengendalian dapat dikatakan berhasil atau tidak diukur dari bebrapa kriteria penilaian antara lain net present value (NPV), benefit-cost ratio (B/C), dan internal rate of return (IRR). Program pengendalian dapat diterima apabila memiliki nilai NPV lebih besar dari nol (positif), nilai B/C lebih besar dari satu, dan memiliki nilai IRR yang lebih besar dari suku bunga (discount rate) yang berlaku. Hasil perhitungan present value dengan discount rate 12%, nilai NPV, BCR, dam IRR ditampilkan pada Tabel 7 dan Lampiran 2.
Tabel 7 Ringkasan perhitungan program pengendalian penyakit Hog Cholera pada babi di Kabupaten Timika, Papua dengan discount rate 12%
Thn
|
DR 12%
|
Total Benefit
|
PVB
|
Total Cost
|
PVC
|
1
|
0.893
|
-
|
-
|
8.669.216.000
|
7.747.096.480
|
2
|
0.797
|
13.139.880.000
|
10.472.484.360
|
8.655.136.000
|
6.901.917.984
|
3
|
0.712
|
10.107.600.000
|
6.476.950.080
|
8.650.016.000
|
6.161.818.880
|
4
|
0.636
|
10.107.600.000
|
6.428.433.600
|
8.642.336.000
|
5.498.723.712
|
5
|
0.567
|
13.139.880.000
|
5.157.908.280
|
8.628.256.000
|
4.893.382.368
|
Total
|
46.494.960.000
|
31.548.905.243
|
43.244.960.00
|
31.185.368.329
|
Keterangan: Thn: Tahun pelaksanaan program pengendalian, DR: discount rate, PVB: present value benefit, PVC: present value cost.
Tabel 8 Hasil perhitungan kriteria NPV, BCR, IRR
Do'stlaringiz bilan baham: |