Populasi Target
Populasi target dalam program mengetahui demografi penternakan babi dan tingkat vaksinasi CSF adalah populasi babi pada 25 dari 44 desa di lima distrik di Kabupaten Mimika. Hasil menunjukkan total populasi babi pada tahun 2018 sebanyak 16.846 ekor. Data populasi babi di 25 desa di Mimika, Papua disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Data populasi kumulatif dan desa yang terpilih sebagai contoh
No
|
Nama Desa
|
Populasi (ekor)
|
Kumulatif
|
1
|
Kwamki Baru
|
206
|
206
|
2
|
Pasar Sentral-Inauga
|
600
|
806
|
3
|
Karang Senang
|
488
|
1294
|
4
|
Naena Muktipura
|
46
|
1340
|
5
|
Wonosari Jaya
|
289
|
1629
|
6
|
Koperapoka-Otomona
|
311
|
1940
|
7
|
Nawaripi
|
1304
|
3244
|
8
|
Limau Asri Barat-Timur
|
353
|
3597
|
9
|
Timika Jaya-Wanagon
|
1271
|
4868
|
10
|
Kamoro Jaya
|
1282
|
6150
|
11
|
Bhintuka
|
157
|
6307
|
12
|
Karya Kencana
|
450
|
6757
|
13
|
Utikini Baru
|
125
|
6882
|
14
|
Gimbi
|
839
|
7721
|
15
|
Timika Indah
|
1890
|
9611
|
16
|
Perintis
|
5274
|
14885
|
17
|
Kebun Sirih
|
1500
|
16385
|
18
|
Sempan
|
274
|
16659
|
19
|
Ninabua
|
120
|
16779
|
20
|
Mware
|
7
|
16786
|
21
|
Mawokauw Jaya
|
60
|
16846
|
|
|
16846
|
16846
|
Teknik Pemilihan Sampel dan Besaran Sampel
Teknik Sampling
Metode sampling yang digunakan adalah metode acak bergerombol (cluster). Sampel berupa sabagian atau seluruh anggota kelompok yang terpilih sebagai sampel. Pemilihan cluster dilakukan dengan Teknik penarikan contoh acak/probability proportional to size (PPS) karena populasi disetiap kecamatan berbeda. Teknik PPS digunakan untuk menentukan jumlah kecamatan yang diambil sedangkan teknik penarikan contoh acak sederhana/simple random sampling (SRS). SRS untuk menentukan besaran sampel yang diambil pada tingkat individu babi.
Ukuran Sampel dan Besaran Sampel
Jumlah populasi babi di 25 desa di Kabupaten Mimika , Papua pada tahun 2018 adalah 16.846 ekor. Desa yang terpilih untuk pengambilan sampel diasumsikan sebanyak 10 dari total 21 Desa. Desa yang terpilih sudah melebihi 40% dari total desa untuk meningkatkan ketepatan dan ketelitian.
Menentukan desa yang akan terpilih untuk disampling dengan metode PPS. Sampling akan dilakukan pada 10 kecamatan. Penentuan nilai interval (K) berdasarkan rumus yaitu:
Interval (K) =
=
= 1685
Berdasarkan hasil perhitungan, selang interval (K) yang diperoleh adalah 1685. Selanjutnya dilakukan pemilihan sampel secara acak pada sampel yang terletak diantara 1 sampai 1685, dengan menggunakan randbetween pada Microsoft excel 2013. Angka yang didapatkan yaitu 866 kemudian dipilih kecamatan yang memiliki sampel dengan nomor tersebut. Untuk cluster selanjutnya dapat diperoleh dengan menambahkan cluster sebelumnya dengan nilai K, seperti berikut:
Cluster 1 = 866
Cluster 2 = 866 + 1685 = 2551
Cluster 3 = 2551 + 1685 = 4236
Cluster 4 = 4236 + 1685 = 5921
Cluster 5 = 5921 + 1685 = 7606
Cluster 6 = 7606 + 1685 = 9291
Cluster 7 = 9291 + 1685 = 10976
Cluster 8 = 10976 + 1685 = 12661
Cluster 9 = 12661 + 1685 = 14346
Cluster 10 = 14346 + 1685 = 16031
Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan 10 cluster yang menjadi lokasi pengambilan sampel. Hasil pengambilan sampel tingkat desa dengan teknik PPS disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3 Hasil penentuan cluster tingkat kecamatan di Kabupaten Timika dengan metode PPS
No.
|
Desa
|
Populasi (ekor)
|
Populasi Kumulatif (ekor)
|
Gerombol
|
|
1
|
Karang Senang
|
488
|
1294
|
1
|
|
2
|
Nawaripi
|
1304
|
3244
|
2
|
|
3
|
Timika Jaya - Wanagon
|
1271
|
4868
|
3
|
|
4
|
Kamoro Jaya
|
1282
|
6150
|
4
|
|
5
|
Gimbi
|
839
|
7721
|
5
|
|
6
|
Timika Indah
|
1890
|
9611
|
6
|
|
7
|
Perintis
|
5274
|
14885
|
7,8,9
|
|
8
|
Kebun Sirih
|
1500
|
16385
|
10
|
|
Prevalensi kasus penyakit Clasical swine fever (ASF) di Kabupaten Mimika, Papua tidak diketahui. Sehingga untuk prevalensi penyakit diasumsikan sebesar 50%. Besaran sampel survei dihitung dengan menggunakan rumus yang disajikan di bawah, dengan tingkat kepercayaan 95% dan tingkat kesalahan 5%. Ukuran sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
p = Pravelensi dugaan
q = 1- p
L = Kesalahan maksimum yang bisa diterima
Asumsi:
Prevalensi dugaan (p) = 50% = 0.5
Nilai q (1-p) = 1- 0.5 = 0.5
Tingkat kesalahan (L) = 5% = 0.05
Tingkat kepercayaan = 95% = 0.95
n = = = 400
Hasil perhitungan menunjukan bahwa sampel yang akan diambil adalah sebanyak 400 sampel. Metode pengambilan sampel digunakan 2 tingkat yaitu tingkat desa dan individu, maka jumlah contoh yang digunakan adalah 800 sampel Karena terdapat kesulitan dalam perhitungan besaran sampel untuk metode penarikan contoh acak bertingkat, maka dilakukan penggandaan besaran sampel untuk meningkatkan ketepatan dan ketelitian nilai penduga.
Langkah selanjutnya yaitu menentukan besaran sampel yang akan diambil pada setiap kecamatan. Besaran sampel yang diambil pada setiap kecamatan diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :
Besaran sampel = = 800/8 = 100 sampel
Berdasarkan hasil perhitungan besaran sampel yang diambil dari tiap kecamatan terpilih adalah 100. Hasil perhitungan besaran sampel pada setiap kecamatan disajikan dalam Tabel 4.
Tabel 4 Hasil perhitungan besaran sampel pada tiap desa terpilih
No.
|
Desa
|
Populasi
|
Besaran sampel
|
1
|
Karang Senang
|
488
|
100
|
2
|
Nawaripi
|
1304
|
100
|
3
|
Timika Jaya - Wanagon
|
1271
|
100
|
4
|
Kamoro Jaya
|
1282
|
100
|
5
|
Gimbi
|
839
|
100
|
6
|
Timika Indah
|
1890
|
100
|
7
|
Perintis
|
5274
|
300
|
8
|
Kebun Sirih
|
1500
|
100
|
Total
|
|
1000
|
Pengamatan, penanganan dan pengumpulan sampel
Data yang ingin dikumpulkan berupa data kuisioner dan data dari hasil uji diagnostik. Pengisian kuisioner dilakukan dengan wawancara pemilik ternak babi untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko penyebab terjadinya penyakit CSF. Sampel biologis berupa sampel darah diambil dan dijaga agar tetap dingin tanpa membeku selama perjalanan. Selanjutnya dilakukan uji diagnostik terhadap sampel yang telah dikumpulkan.
Uji Diagnostik
Uji diagnostik yang dipilih adalah uji Real-Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Menurut OIE (2019), PCR merupakan metode yang disarankan untuk screening dan konfirmasi kasus yang diduga karena memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi. Ini juga merupakan metode yang sangat sensitif untuk pendeteksian jumlah salinan virus, dan genotip.
Kuisioner
Kuisioner diisi oleh peternak babi yang berwenang di tempat yang menjadi target penarikan contoh. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan menggunakan kuisioner. Selain itu, pengamatan terhadap kondisi lingkungan kandang juga dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko penyebab terjadinya CSF. Pre-test kuesioner dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui kelayakkan instrumen penelitian.
Manajemen Data
Data hasil laboratorium akan dikorelasikan dengan hasil kuisioner kemudian analisa faktor risiko dilakukan. Data hasil kuisioner dan uji laboratorium diolah secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excel. Data dari setiap kecamatan dikumpulkan ke Dinas Pertanian dan Kelautan kota Medan untuk diseleksi, diolah, dianalisa, dan diinterpretasikan secara statistik.
Do'stlaringiz bilan baham: |