KESETARAAN WAKTU
Al Kahfi 300 tahun = setengah hari
بسم الله الرحمن الرحيم
Mengapa , ada apa dan bagaimana Tuhan menginfokan manusia sebagai mahluknya secara jelas dan pasti tentang kesetaraan waktu ini pada beberapa ayat dalam Al Qur’an , seperti pada surat surat berikut :
Wakadzaalika ba'atsnaahum liyatasaa-aluu baynahum qaala qaa-ilun minhum kam labitstum qaaluu labitsnaa yawman aw ba'dha yawmin qaaluu rabbukum a'lamu bimaa labitstum fab'atsuu ahadakum biwariqikum haadzihi ilaa lmadiinati falyanzhur ayyuhaa azkaa tha'aaman falya/tikum birizqin minhu walyatalaththhaf walaa yusy'iranna bikum ahadaa
[Al Kahfi 18:19] Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari". Berkata (yang lain lagi): "Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini).......
Walabitsuu fii kahfihim tsalaatsa mi-atin siniina wazdaaduu tis'aa
[18:25] Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
Bagaimana bisa Al Kahfi merasa hanya sehari atau setengah hari walaupun mereka merasa sudah tidur tiga ratus tahun dalam gua , banyak surat surat lain dalam Al Qur’an menerangkan tentang waktu , alam lain yang mempunyai waktu /dimensi yang berbeda antara alam dunia / nyata, alam gaib, alam meta gaib seperti alam barzakh, alam malaikat yang semuanya terjadi ke-relative-an satu sama lain , seperti :
Ta'ruju lmalaa-ikatu warruuhu ilayhi fii yawmin kaana miqdaaruhu khamsiina lfa sana
Malaikat- malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh ribu tahun
[Al-Ma’aarij : 4].
Yudabbiru l-amra mina ssamaa-i ilaa l-ardhi tsumma ya'ruju ilayhi fii yawmin kaana miqdaaruhu lfa sanatin mimmaa ta'udduun
Dia megatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu ( As Sajdah 32:5)
Aw kalladzii marra 'alaa qaryatin wahiya khaawiyatun 'alaa 'uruusyihaa qaala annaa yuhyii haadzihillaahu ba'da mawtihaa faamaa tahullaahu mi-ata 'aamin tsumma ba'atsahu qaala kam labitsta qaala labitstu yawman aw ba'dha yawmin qaala bal labitsta miata 'aamin fanzhur ilaa tha'aamika wasyaraabika lam yatasannah wanzhur ilaa himaarika walinaj'alaka aayatan linnaasi wanzhur ilaa l'izhaami kayfa nunsyizuhaa tsumma naksuuhaa lahman falammaa tabayyana lahu qaala a'lamu annallaaha 'alaa kulli syay-in qadiir
[Al-Baqarah 2:259] Atau ...... Dia berkata: "Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini setelah hancur?" Maka Allah mematikan orang itu seratus tahun, kemudian menghidupkan nya kembali. Allah bertanya: "Berapakah lamanya kamu tinggal di sini?" Ia menjawab: "Saya tinggal di sini sehari atau setengah hari." Allah berfirman: "Sebenarnya kamu telah tinggal di sini seratus tahun lamanya”
Nahnu a'lamu bimaa yaquuluuna idz yaquulu amtsaluhum thariiqatan in labitstum illaa yawmaa
[ThaaHaa 20:104] Kami lebih mengetahui apa yang mereka katakan, ketika berkata orang yang paling lurus jalannya di antara mereka: "Kamu tidak berdiam (di duni a), melainkan hanyalah sehari saja".
[Al Hajj 22:47] Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
“Wal-ardha madadnaahaa wa-alqaynaa fiihaa rawaasiya wa-anbatnaa fiihaa min kulli zawjin bahiij Tabshiratan wadzikraa likulli 'abdin muniib”
Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah) [Qaaf 50:7-8].
Al Qur’an yang secara normatif berkedudukan sebagai tuntunan hidup ciptaan Nya , Allah telah memerintah kan manusia untuk memperhatikan , memikirkan dan mempelajari ayat-ayat Nya.
Ada berbagai acuan dalam al-Qur'an mengenai relativitas waktu,di beberapa ayat bisa dilihat bahwa waktu merupakan persepsi psikologis yang tergantung pada peristiwa, pranata, dan kondisi.
Menyangkut Tempat & Waktu
|
Menyangkut Waktu saja
|
Al-Ma’aarij:4
|
1hari Arsy : 50.000 tahun bumi
|
Thaa Haa:104
|
1 hari Neraka: 100-200 th
|
As Sajdah:5
|
1hari akherat : 1000 tahun bumi
|
Al-Baqarah :259
|
0,5 -1 hari : 100 tahun bumi
|
Hal ini bisa dipertimbang kan juga dari surat An-Naazi’aat :46 sebagai berikut :
Ka-annahum yawma yarawnahaa lam yalbatsuu illaa 'asyiyyatan aw dhuhaahaa
[An-Naazi’aat 79:46] Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari.
Mungkin kita akan bertanya , bagimana mungkin kita yang merasa tinggal di Dunia bertahun tahun tapi dalam surat diatas disebutkan hanya sebentar saja tidak sampai satu hari , di waktu sore atau pagi hari , juga seperti dalam surat Al Kahfi tidak pasti / jelas tetapi hanya tersirat perbandingan waktu yang dirasa tinggal di gua.
Wamaa haadzihi lhayaatu ddunyaa illaa lahwun wala'ibun wa-inna ddaara l-aakhirata lahiya lhayawaanu law kaanuu ya'lamuun
[Al-‘Ankabuut 29:64] ... Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.
Untuk memperkirakan berapa lama Manusia tinggal di Bumi , berdasar dari As Sajdah:5 diatas , bila sepuluh hari menurut perhitungan Allah adalah 10.000 (sepuluh ribu) tahun menurut perhitungan kita dunia, berarti sejak zaman sejarah manusia tertua di Mesopotamia (sekitar 7000an SM atau sekitar 9000 tahun yang lalu) sampai hari ini tidak sampai sepuluh hari menurut perhitungan Allah.
Perjalanan antar dimensi dalam Al Qur’an sudah dijelaskan melalui peristiwa perjalanan Rasulullah saat Isra’ Mi’raj, biasanya acara peringatan yang selalu kita lakukan hanya dikaitkan dengan perintah menunaikan ibadah Sholat lima waktu ,tetapi sebenarnya dari sisi lain merupakan penjelasan perjalanan peninjauan lokasi dunia akhirat , surga dan neraka yang pernah dilakukan oleh manusia.
Hadist Jabir bin Abdullah , begitu dekatnya jarak alam dunia (langit pertama) dan alam akhirat (langit ketujuh).
Ketika itu Rasulullah Saw didatangi oleh lelaki berwajah bersih dan berbaju putih (yang ternyata adalah malaikat Jibril as yang memasuki dimensi alam manusia) : Bertanya orang itu lagi (yakni Jibril as), “Berapakah jaraknya dunia dengan akhirat?” Bersabda Rasulullah SAW, “Hanya sekejap mata saja.”
Subhaanalladzii asraa bi'abdihi laylan mina lmasjidi lharaami ilaa lmasjidi l-aqshaalladzii baaraknaa hawlahu linuriyahu min aayaatinaa innahu huwa ssamii'u lbashiir
[Al-Israa’ 17:1] Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Dari ayat tersebut , jelas bahwa perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. dan untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci ini. Wajar saja perjalanan Isra Miraj Rasulullah Saw dari Mekkah ke Palestina dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha hanya terjadi dalam semalam.
Kata Yazid bin Abi Malik: "Anas bin Malik pernah bercerita pada kami: "Pada suatu kali Rasulullah saw bersabda:... Aku diperintahkan Jibril untuk menjadi imam solat dengan para Nabi. Kemudian aku diajak menuju ke langit dunia, yaitu langit pertama. Di langit pertama aku menemui Adam as. Selanjutnya aku diajak meneruskan perjalanan hingga ke langit kedua. Di langit kedua aku menemukan Isa dan Yahya as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga ke langit ke tiga. Di langit ke tiga aku menemui Yusuf as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit ke empat. Di langit ke empat ini aku menemui Harun as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit ke lima. Di langit kelima ini aku bertemu dengan Idris as. Kemudian aku diajak melanjutkan perjalanan hingga langit keenam. Dilangit keenam aku menemui Musa as. Dan akhirnya aku diajak melanjutkan perjalanan hingga dilangit ke tujuh. Di langit yang ketujuh aku bertemu dengan Ibrahim as. Setelah itu aku diajak melanjutkan perjalanan ke tempat yang lebih tinggi hingga sampai di Sidratil Munthaha....... ( Hadis Sahih Bukhari No 0211)
Waktu berbangkit itu dekat
Demikian juga soal kehidupan manusia ,karena nabi pernah bersabda bahwa datangnya kiamat tidaklah lama , yaitu sesudah masa diutusnya nabi menjadi utusan terakhir/penutup (berjarak '1 masa' yaitu 1000 tahun) , Wayasta'jiluunaka bil'adzaabi walan yukhlifallaahu wa'dahu wa-inna yawman 'inda rabbika ka-alfi sanatin mimmaa ta'udduun
Al-Hajj 22:47 Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
Qaala kam labitstum fii l-ardhi 'adada siniin , Qaaluu labitsnaa yawman aw ba'dha yawmin fas-ali l'aaddiin
Qaala in labitstum illaa qaliilan law annakum kuntum ta'lamuun
[al-Mu’minuun 23:112-114] Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?".
Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung." Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui"
Yawma yad'uukum fatastajiibuuna bihamdihi watazhunnuuna in labitstum illaa qaliilaa
[al-Israa 17:52] yaitu pada hari Dia memanggil kamu, lalu kamu mematuhi-Nya sambil memuji-Nya dan kamu mengira, bahwa kamu tidak berdiam (di dalam kubur) kecuali sebentar saja.
Wayawma yahsyuruhum ka-an lam yalbatsuu illaa saa'atan mina nnahaari yata'aarafuuna baynahum qad khasiralladziina kadzdzabuu biliqaa-illaahi wamaa kaanuu muhtadiin
[Surat Yuunus, 10:45] Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari, .......
Umur orang orang terdahulu seperti tabel berikut :
-
Nabi Idris
|
4533-4188 SM
|
Nabi Ishaq
|
1897-1717 SM
|
Nabi Harun
|
1531-1408 SM
|
Nabi Nuh
|
3993-3043 SM
|
Nabi Ya'qub
|
1837-1690 SM
|
Nabi Daud A.S
|
1041-971 SM
|
Nabi Hud
|
2450-2320 SM
|
Nabi Yusuf A.S
|
1745-1635 SM
|
Nabi Sulaiman
|
989-931 SM
|
Nabi Shalih
|
2150-2080 SM
|
Nabi Syu'aib
|
1600-1490 SM
|
Nabi Ilyas
|
910-850 SM
|
Nabi Ibrahim
|
1997-1822 SM*
|
Nabi Ayyub
|
1540-1420 SM
|
Nabi Ilyasa'
|
885-795 SM
|
Nabi Luth
|
1950-1870 SM
|
Nabi Dzulkifli A.S
|
1500-1425 SM
|
Nabi Yunus
|
820-750 SM
|
Nabi Ismail
|
1911-1774 SM
|
Nabi Musa
|
1527-1408 SM
|
Nabi Zakaria
|
91-31 SM
|
Nabi Adam A.S lebih kurang umur 930 tahun 5872-4942 SM
|
Mulai masuk tahun Masehi adalah Nabi Yahya 1SM - 31M & Nabi Isa 1SM-32M
|
Nabi Isa tidak wafat , melainkan diangkat ke sisi Allah dan berada dilangit kedua saat Isra Miraj.
|
Nabi Muhammad SAW 569 M-632M adalah Nabi yang terakhir ,selanjutnya tidak ada lagi Nabi.
|
Ada referensi lain yang menyebutkan : umur nabi ibrahim as 410 tahun,sewaktu punya anak Ismail 265 dan Ishak 280 tahun
Umur Nabi Adam AS 930, Nabi Nuh AS 1000, Nabi Ibrahim AS 195, Nabi Ismail AS 137 , Nabi Ishaq AS 137, Nabi Ya'qub AS 144, Nabi Yusuf AS 110 , Nabi Musa AS 123, Nabi Daud AS 70, Nabi Sulaiman AS 180, Nabi Zakariya AS 300 , Nabi Yahya AS 95 , Nabi Syu'aib AS 205, Nabi Shalih AS 180, Nabi Hud AS 165 , Nabi Isa AS 33( tidak wafat ) , Nabi Muhammad SAW 63 tahun ...... Sedangkan usia ciptaan lain, jin dalam kepustakaan Islam disebut dapat mencapai ribuan tahun,paling tua +/- 5000 tahun, mereka masih dikatakan muda bila usianya baru ratusan tahun, bahkan usia penyusuan anak jin dapat melebihi usia manusia
Yaa banii aadama laa yaftinannakumu sysyaythaanu kamaa akhraja abawaykum mina ljannati yanzi'u 'anhumaa libaasahumaa liyuriyahumaa saw-aatihimaa innahu yaraakum huwa waqabiiluhu min haytsu laa tarawnahum i nnaa ja'alnaa sysyayaathiina awliyaa-a lilladziina laa yu/minuun
[7:27] Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
Al-Quran menguraikan masalah kebangkitan seperti kata "Al-Yaum Al-Akhir" saja terulang sebanyak 24 kali, di samping kata "akhirat" yang terulang sebanyak 115 kali.
Umur para Nabi yang tertera diatas pada awal awal +/- 1000 tahun dan paling akhir 63 tahun.
Misalkan umur manusia saat ini 70 tahun ( -10 tahun masa sebelum baliq = 60 tahun dalam masa evaluasi) = 60/1000 x 1 hari = 0,06 hari akherat.
Walaqad arsalnaa nuuhan ilaa qawmihi falabitsa fiihim lfa sanatin illaa khamsiina 'aaman fa-akhadzahumu ththhuufaanu wahum zhaalimuun
[Al-Ankabuut 29:14] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal di antara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun.......
Dari keterangan-keterangan diatas mungkin akan menyisakan suatu pertanyaan, apakah benar dunia sejak tercipta sampai kiamat tiba berjarak '1 masa' yaitu 1000 tahun sesudah masa diutusnya nabi terakhir.
Umur Semesta diperkirakan lebih 18,26 milyar tahun ? …bagaimana angka 18,26 milyar, bisa diperoleh ?
(1). Sehari manusia sama artinya dengan 1000 tahun perhitungan manusia. (Al Hajj22:47)...Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.
(2). Sehari kadarnya 50.000 tahun yang termuat dalam QS. Ma’arij ayat 4.
Bila 1 tahun manusia 365 hari, maka sehari langit = 365 x 50.000 x 1000 x 1 = 18,25 milyar tahun.
Ternyata paparan itu dibuktikan oleh pendapat Moh. Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything. Dia menyatakan kalau umur alam semesta itu 17—20 milyar tahun. Sementara, Profesor Jean Claude Batelere bilang kalau umur semesta itu kisarannya ada di 18 milyar tahun. Terus ditambah dengan teori NASA yang mengeluarkan data umur semesta itu ada di kisaran 12—18 milyar tahun.
Allah SWT menunjukkan dalam ayat berbeda bahwa akan ada orang mukmin di hari penghisaban yang menyatakan bahwa manusia hanya hidup sehari saja didunia seperti yang ditunjukkan ayat :
(QS. Yuunus 10:45) Wayawma yahsyuruhum ka-an lam yalbatsuu illaa saa'atan mina nnahaari yata'aarafuuna baynahum qad khasiralladziina kadzdzabuu biliqaa-illaahi wamaa kaanuu muhtadiin
[10:45] Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) hanya sesaat di siang hari...., dan (Al-Mu’minuun 23:112-113). Qaala kam labitstum fii l-ardhi 'adada siniin, Qaaluu labitsnaa yawman aw ba'dha yawmin fas-ali l'aaddiin
Allah bertanya: "Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?"Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung."
Walaupun demikian alhamdulillah umat Islam masih diberikan kesempatan untuk kemungkinan mendapat extra 1000 bulan +/- 83 tahun bila hanya 1 X mendapatkan Al-Qadr dalam hidupnya , seperti dalam surat Al-Qadr :
Laylatu lqadri khayrun min lfi syahr
[97:3] Lailatul Qadar (malam kemuliaan) itu lebih baik dari seribu bulan.
Alam memiliki tingkat yang beda dalam dimensi “waktu dan ruang”, seperti hal hal berikut :
Perihal “ waktu “ yang ada dalam Al Qur’an & Hadist , yaitu seperti :
-
Ajal, untuk menunjukkan waktu berakhirnya, seperti berakhirnya manusia atau masyarakat.
Setiap umat mempunyai batas waktu berakhirnya usia. (QS. Yunus:49)
-
Dahr digunakan untuk saat berkepanjangan yang dilalui alam raya dalam kehidupan dunia ini, yaitu sejak diciptakan-Nya sampai punahnya alam sementara ini.
Dan mereka berkata, “kehidupan ini tidak lain saat kita berada di dunia, kita mati dan kita hidup, & tidak ada yg membinasakan (mematikan) kita kecuali dahr (perjalanan yg dilalui alam) (Al Jatsiyah:24)
-
Waqt adalah batas akhir kesempatan / peluang untuk menyelesaikan suatu peristiwa.
Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban kepada orang-orang mukmin yang telah ditentukan waktunya (mawquta) (An Nisa:103)
-
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh.... (Al ‘Ashr: 1-4)
-
Dia menciptakan langit & bumi dengan (tujuan) yg benar; Dia menutupkan malam atas siang & menutupkan siang atas malam & menundukkan matahari & bulan, masing2 berjalan menurut waktu yg ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [Az zumar 39:5]
Khalaqa ssamaawaati wal-ardha bilhaqqi yukawwirullayla 'alaa nnahaari wayukawwiru nnahaara 'alaallayli wasakhkhara sysyamsa walqamara kullun yajrii li-ajalin musamman laa huwa l'aziizu lghaffaar
Perihal “ruang / alam“ yang ada dalam Al Qur’an & Hadist , dijelaskan yaitu:
-
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.
kita ketahui, urat leher itu di dalam tubuh, Apa yang dapat lebih dekat dengan seseorang daripada [isi tubuh] sendiri,maka dapat dijelaskan dengan realitas bahwa ketiadaan tempat/ruang. [Qaaf 50:16]
Walaqad khalaqnaa l-insaana wana'lamu maa tuwaswisu bihi nafsuhu wanahnu aqrabu ilayhi min habli lwariid
-
agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh (dinding pemisah) sampai hari mereka dibangkitkan [Al Mu’minun 23:100].
La'allii a'malu shaalihan fiimaa taraktu kallaa innahaa kalimatun huwa qaa-iluhaa wamin waraa-ihim barzakhun ilaa yawmi yub'atsuun
Yaa ma'syara ljinni wal-insi ini istatha'tum an tanfudzuu min aqthaari ssamaawaati wal-ardhi fanfudzuu laa tanfudzuuna illaa bisulthaan
Alam barzakh = alam kubur sebagai alam pemisah antara alam dunia & akhirat , keberadaan di sana memungkinkan seseorang untuk melihat kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan di sana bagaikan keberadaan dalam suatu ruangan terpisah yg terbuat dari kaca. Ke depan penghuninya dapat melihat hari kemudian, sedangkan ke belakang mereka melihat kita yg masih hidup di pentas bumi ini., ruh ini yang kemungkinan hidup dan kekal tidak mati. Ruh ini tidak terpengaruh oleh waktu, sehingga sifatnya kekal
-
Tiap2 yg berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan & kebaikan seba gai cobaan (yg se benar2nya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan [Al Anbiyaa’ 21:35].
Kullu nafsin dzaa-iqatu lmawti wanabluukum bisysyarri walkhayri fitnatan wa-ilaynaa turja'uun
Waktu
Sebenarnya waktu itu ada atau tidak = masa ?? = tahapan ?? = .. hari = .. bulan = ..tahun ???
Waktu yang kita ketahui saat ini hanya suatu metode perbandingan satu momen dengan momen lainnya. waktu nyata (waktu manusia) , waktu diacu berdasar terbit/terbenamnya matahari dan dianggap hanya bisa berjalan maju dengan laju tetap, menuju nanti, besok, seminggu, sebulan, setahun dan seterusnya, tidak bisa melompat ke masa lalu ataupun masa depan.
Khalaqa ssamaawaati wal-ardha bilhaqqi yukawwirullayla 'alaa nnahaari wayukawwiru nnahaara 'alaallayli wasakhkhara sysyamsa walqamara kullun yajrii li-ajalin musamman laa huwa l'aziizu lghaffaar
[Az Zumar 39:5] Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[Ar-Rahman 55:5] Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
Wakhasafa lqamar Wajumi'a sysyamsu walqamar
[Al-Qiyaamah 75:8 - 9] dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan,
Bila nantinya matahari akan dikumpulkan pada hari qiyamat, artinya sudah tidak menjadi pedoman waktu lagi bagi manusia, sehingga waktu yang digunakan manusia akan berbeda.
DR. Mansour Hasaf, seorang ahli astrofisika Mesir yang menemukan cara penghitungannya dengan menyamakan jarak tempuh malaikat adalah sama dengan jarak tempuh oleh bulan selama 1000 tahun.
Diperkirakan diameter alam semesta mencapai 30 miliar tahun cahaya. Artinya jika cahaya dengan kecepatan nya 300 ribu km/detik melintas dari ujung yg satu ke ujung lainnya, maka dibutuhkan 30 miliar tahun untuk menempuhnya. ( Rumus c.t = 12000 . L , dimana c = kecepatan cahaya ; t = waktu selama 1 hari ; L = panjang rute edar bulan selama satu bulan )
Teori Relativitas waktu Einstein adalah waktu bukanlah fakta mutlak melainkan hanya besaran relatif, saat ini dikaitkan dengan peredaran bulan-bumi-matahari yang mana waktunya sudah tertentu.
Albert Einstein dalam teori relativitas, Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan, Teori Relativitas Einstein ada dua macam yaitu teori relativitas khusus dan teori relativitas umum.
Berdasarkan teori relativitas khusus menunjukan bahwa kecepatan membuat waktu bersifat relative dan bukan absolut. Bila suatu benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya maka waktu akan mengalami pemoloran atau melambatnya waktu, fenomena ini disebut dengan delatasi waktu.
Berdasarkan teori relativitas umum bahwa gravitasi membuat waktu menjadi relative. Waktu akan berjalan lebih lambat di daerah yang gravitasinya lebih besar , kadang waktu bisa menjadi lebih lambat atau sebaliknya bisa lebih cepat tergantung keadaannya.
Untuk menuju ke bintang terdekat manusia harus dengan kecepatan cahaya selama 4 tahun , bila tanpa alat maka hal ini tidak mungkin dilakukan karena dengan kecepatan itu massa manusia akan menjadi tak terhingga ( Einstein) atau bisa juga bahwa nabi saat Isra’ benar-benar mengalami perubahan badaniyah (jism) untuk penyesuaian dimensi alam gaib ( Wallahu 'alam bish shawwab).
Teori relativitas waktu Einstein ternyata sudah ditulis oleh Qur'an 1400 tahun yang lalu, ini sebagai bukti bahwa Qur'an bukan karangan Muhammad SAW, tapi memang benar firman dari Allah pencipta alam semesta.
Menurut Dr.Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (Oxford, Britania, 8 Januari 1942), beliau dikenal sebagai ahli fisika teoritis, fisika kuantum, terutama sekali karena beberapa teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam . Penggunaan mekanika kuantum pada alam semesta akan menghasilkan alam semesta “tanpa pangkal ujung” karena adanya waktu maya dan ruang kuantum. Pada kondisi waktu maya melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun , masa lalu dan masa depan dalam riwayatnya.
Nampaknya dalam mengungkap perjalanan Isra Miraj, seperti yang di-utarakan Dr. H.M. Nasim Fauzi, bahwa Rasulullah diperjalankan Allah melalui “lubang cacing (worm hole)” semesta, perjalanan lintas alam, yakni menuju ke tempat yang kelak dipersiapkan bagi umat manusia, jin dll di masa mendatang, dari masa ketika itu (saat pergi), Rasulullah berangkat menuju langit ke tuju, surga, dan kembali ke masa ketika itu (saat pulang).
Sesuai dengan teori Stephen Hawking, manusia dengan “ waktu nyata “ nya tidak bisa menjangkau masa depan dan masa silam, tetapi pada kondisi “waktu maya” melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke waktu manapun, ke masa lalu dan ke masa depan. Hal ini bermakna, masa depan dan kiamat (dalam waktu maya) menurut Hawking “telah ada dan sudah selesai” sejak diciptakannya alam semesta. Selain itu melalui “lubang cacing” kita bisa pergi ke manapun di seluruh alam semesta dengan seketika.(sumber : Teori Fisika Hawking, mengungkap Perjalanan Isra Rasulullah?).
Sedangkan menurut Dr. H.M. Nasim Fauzi, bila manusia dengan kekuasaan Allah, bisa memasuki waktu maya (waktu Allah) maka manusia melalui “lubang cacing” bisa pergi ke masa depan yaitu masa kiamat dan sesudahnya, bisa melihat masa kebangkitan, neraka dan shiroth serta bisa melihat surga kemudian kembali ke masa kini, seperti yang terjadi pada Nabi Muhammad, sewaktu menjalani isro’ dan mi’roj.
Sebagaimana firman Allah (QS. An Najm /53:13-15) :
Dan Sesungguhnya Muhammad Telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidrotil Muntaha. Di dekatnya ada syurga tempat tinggal…
Fenomena Wormhole, menurut Al Qur’an?
Dalam Physics Science, dikenal istilah Wormhole (Lubang Cacing), dimana menurut batasan Fisika Moderen, adalah bagian dari Alam Semesta yang bisa digunakan sebagai jalan pintas perjalanan yang amat jauh.
Fenomena alam ini secara teoritis, merupakan lorong magnetik yang didalamnya memiliki gravitasi kuat, yang mampu menarik apapun yang masuk ke dalamnya. Dan untuk kemudian mendorongnya ke ujung lorong yang lain hanya dalam beberapa saat. Yang dimaksud dengan ‘ujung lorong lain’ ini, adalah pintu dari alam semesta yang paralel dengan kita, atau bisa juga alam semesta dari galaksi lain.
Sejumlah ahli fisika terkemuka pernah berasumsi, kuatnya gravitasi wormhole sudah cukup membuat moda transportasi yang tak terlalu canggih mampu melaju dengan kecepatan di atas kecepatan cahaya. Oleh karena itu, secara teoretis, perjalanan antar galaksi yang letaknya amat berjauhan bukan tak mungkin bisa diselesaikan hanya dalam waktu 200 hari atau kurang.
Wormhole-Ma’aarij
Menurut Einstein dan I. Rosen, keberadaan wormhole amat erat kaitannya dengan black-hole, obyek alam semesta yang dikenal memiliki gravitasi amat kuat.
Wormhole yang berkaitan dengan hubungan dalam ruang-waktu, dikenal sebagai Laurentzian wormhole. Lorentzian wormholes terbagi dalam dua jenis:
1) Inter-universe wormholes, wormholes yang menghubungkan semesta kita dengan ‘semesta’ yang lain. Ini adalah dugaan tentang adanya semesta paralel.
2) Intra-universe wormholes, wormhole yang menghubungkan dua daerah dalam semesta yang sama.
Beberapa Cendikiawan Muslim, mengidentifikasikan adanya Wormhole-Ma’aarij, yakni tempat-tempat naik para malaikat , Wormhole-Ma’aarij ini, lebih merupakan jalur khusus yang diciptakan ALLAH bagi hamba-hamba yang dikehendaki-NYA.
Wormhole-Ma’aarij, semua insan yang bernyawa diyakini akan menemui, yakni ketika ajal menjelang, terbukalah satu pintu Wormhole-Ma’aarij kepada kita. Hyperspace ini akan terhubung ke Alam Barzakh, dimana Malaikat Maut akan menemani kita dalam meniti “jembatan” ini. (sumber : Ma’aarij (Wormhole)).
Sebagaimana Firman ALLAH (Al Ma’aarij 70 : 3-4):
Dari Allah yang mempunyai tempat-tempat naik
Naik malaikat dan ruh kepada Nya di dalam satu hari adalah ukurannya lima puluh ribu tahun
Ada yang meyakini, kisah-kisah di dalam Al Qur’an, seperti
Pemuda Kahfi dan Peristiwa Isra’, ada keterkaitan dengan Fenomena Wormhole-Ma’aarij ini.
Isra Miraj adalah kisah perjalanan malam hari dari masjid Al Haram Mekkah ke masjid Al Aqsha Palestina dilanjutkan ke Sidratul Muntaha dan langit tertinggi tempat Nabi Muhammad saw menghadap Allah swt sesuai surat Al-Isra’ QS. 17:1 yang berbunyi
“Maha suci Allah yang menjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Majidil Aqsha yang Kami berkahi sekelilingnya agar Kami memperlihatkan kepadanya sebahagian tanda-tanda (kebesaran) Kami.
Isra Mi'raj adalah sebuah fakta time travel atau quantum leap menembus ruang dan waktu ke 'masa depan' bagi nabi Muhammad dalam perspektif manusia, dimana beliau seperti beberapa saat saja berpergiannya. Nabi dengan seijin Allah dapat melihat gambaran masa depan, 'surga & neraka' maupun wujud asli Jibril . Perjalanan luar biasa itu bukan kehendak dari Rasulullah Saw sendiri, tapi merupakan kehendak Allah Swt. dan untuk keperluan itu Allah mengutus malaikat Jibril as beserta malaikat lainnya sebagai pemandu perjalanan suci ini, dihadirkan juga kendaraan khusus Buraq , makhluk berbadan cahaya dari alam malakut. ( Buraq berasal dari kata barqun yang berarti kilat ,perjalanan dari kota Makkah ke Palestina saja dengan berkendaraan Buraq).
Kalau kita bandingkan kisah Al Kahfi dan perjalanan Rasulullah Saw ke alam akherat , ada 2 hal perbedaan :
-
[Al Kahfi 18:19&25] .... Kami bangunkan mereka ..."Kita berada (disini) sehari atau setengah hari"........ tinggal dalam gua tiga ratus tahun dan ditambah sembilan tahun (lagi).
-
Rasulullah SAW melihat secara langsung Malaikat Jibril di ufuk yang terang.
Dzuu mirratin fastawaa ... .Fakaana qaaba qawsayni aw adnaa [An-Najm 53:6-9]
.......; dan (jibril itu) menampakkan diri dengan rupa yang asli ..... maka jadilah dia dekat (pada Muhammad sejarak) dua ujung busur panah atau lebih dekat (lagi).
An Najm 53:13-15,Walaqad raaahu nazlatan ukhraa .... 'inda sidrati lmuntahaa.. 'indahaa jannatu lma/waa
Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha. Di dekatnya ada surga tempat tinggal,..
Terdapat kata “Yaro” dalam bahasa Arab yang artinya “menyaksikan langsung”. Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda kebesaran-Nya itu secara langsung.Berbeda dengan kata “Syahida”, berarti menyaksikan tapi tidak musti secara langsung.
-
Perjalanan Isra Miraj Rasulullah Saw dari Mekkah (Al Masjidil Haram) ke Palestina (Al Masjidil Aqsha ) dan kemudian dilanjutkan dengan perjalanan ke Sidratul Muntaha hanya terjadi dalam semalam.
Bagaimana hubungan Al Kahfi dalam Gua selama 300 tahun bisa dikaitkan dengan kisah kesetaraan waktu , dimana bila jasad Al Kahfi tetap berada ditempat maka akan ada permasalahan yang mungkin manusia juga tanyakan berkaitan dengan kesehatan mengingat ruang dalam gua tidak steril begitu juga dengan pakaiannya atau lain lain nya, sedangkan Rasulullah Saw jelas dalam perjalanan Isra Miraj semalam ( waktu manusia ) dan Rasulullah SAW melihat secara langsung alam akherat, kita harus beriman dan mempercayai apa yang tertulis dalam Al Qur’an ( silahkan membaca sendiri surat AlKahfi).
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah : "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra’ 17 : 85)
“ Al Qur’an yang secara normatif berkedudukan sebagai tuntunan hidup ciptaan Nya , Allah telah memerintah kan manusia untuk memperhatikan , memikirkan dan mempelajari ayat-ayat Nya.”
Supaya mudah dipahami saja , pengertian perbandingan antara waktu / kesetaraan tersebut adalah :
Misal bila seseorang diberikan informasi “ waktu perjalanan adalah 24 jam / satu hari , bagi “A” yang mem bayangkan jika ditempuh dengan jalan kaki maka jarak yang bisa dicapai adalah ....+/- 100 Km.... tapi bagi orang lain “B” yang membayangkan dengan naik pesawat, maka jarak yang dicapai adalah dari Indonesia ke Amerika.
Apabila jarak yang dicapai di modelkan / diandaikan sebagai perjalanan hidup, maka waktu yang dipakai untuk perjalanan hidup A hanya sepersekian perjalanan B. Artinya A memerlukan waktu beberapa kali lipat B dan harus menggunakan sesuatu untuk bisa menempuh jarak / perjalanan hidup seperti B, artinya dalam hal ini kecepatan sangat mempengaruhi pencapaian A atau B .
Rasulullah Saw ke alam akherat menggunakan kecepatan khusus (kecepatan waktu Malaikat) dan Rasulullah Saw dalam semalam sudah kembali pada kondisi / lingkungan semula ..
"Saya diutus bersama dengan kiamat, sungguh dia hampir mendahuluiku". (Hadist Riwayat Ahmad dan Thabrani)
Dan dengan mengambil teladan peristiwa Isra diatas, kita bisa ambil kesimpulan :
1.Manusia dengan kekuasaan Allah, dapat melakukan perjalanan lintas alam, dan kembali ke waktu normal.
2.Manusia yang melakukan perjalanan ke masa depan, namun masih pada ruang dimensi alam yang sama, tidak akan kembali kepada masa silam (sebagaimana terjadi pada Para Pemuda Kahfi).
3.Manusia sekarang, ada kemungkinan dikunjungi makhluk masa silam, tetapi mustahil bisa dikunjungi oleh makhluk masa depan.
Ringkasan :
-
Perhitungan waktu antar alam dunia dan alam akhirat berbeda , 1 hari Arsy : 50.000 tahun bumi, 1 hari akherat : 1000 tahun bumi ,Umur manusia relatif paling rendah dibanding umur Jin maupun Malaikat , dimana manusia saat ini di dunia rata rata kurang dari 0,1 hari akhirat.
-
Relativitas waktu , Ketiadaan waktu manusia di alam akhirat tersirat dalam surat [Al-Qiyaamah 75:8 - 9] dan apabila bulan telah hilang cahayanya, dan matahari dan bulan dikumpulkan.
hadist Nabi:“Perbandingan antara alam dunia & akhirat adalah seperti air samudera, celupkanlah jarimu ke samudera, maka setetes air yang ada di jarimu itu adalah dunia, sedangkan air samudera yang sangat luas adalah akhirat”.
-
Beriman kepada Hari Kiamat, dan yakin adanya kebangkitan di "akhirat" nanti , untuk ini akan mengharuskan kita untuk mempersiapkan menghadapinya.
-
Rukun Iman ada enam , Beriman kepada: (1) ALLAH SWT , (2) Malaikat-malaikat , (3) Kitab-kitab , (4) Rasul-rasul ,(5) Hari Kiamat , (6) Qada dan Qadar
Wallahua’lam ....... bish shawwab.. "Insya Allah"( youtube : dua dunia ) http://www.youtube.com/watch?v=TeHxEKDokcM
Disusun oleh : HP Laksono / hplaksono@yahoo.co.id / 08974957474
.. Hai jamaah jin & manusia, jika kamu sanggup menembus penjuru langit & bumi , maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan [Ar Rahman 55:33].
Selain itu dengan ilmu kita dapat menguasai dunia dan dengan ilmu pula kita dapat meraih akhirat dan dengan ilmu pulalah kita dapat menguasai keduanya ( Hadits Nabi)
“Lalu Kami tidurkan mereka dengan nyenyaknya di dalam gua itu bertahun-tahun lamanya”.(al-Kahfi: 11).
“Dan mereka telah tinggal tidur dalam gua mereka selama tiga ratus tahun, dan hendaklah kamu tambah sembilan tahun lagi”.(al-Kahfi: 25)
Allah menidurkan mereka selama 309 tahun Qamariah (300 tahun Shamsiah)
Katakanlah: "Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); [Al Kahfi 18:26]
Pemuda-pemuda ini beriman kepada Allah di tengah kekufuran kaum dan bangsa mereka. “Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”.(al-Kahfi: 13).
“Dan engkau sangka mereka sedar padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka dalam tidurnya ke sebelah kanan dan ke sebelah kiri...(al-Kahfi: 18)
Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, [Al Kahfi 18:11]
.. Sudah berapa lamakah kamu berada (disini?)". Mereka menjawab: "Kita berada (disini) sehari atau setengah hari.. dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorangpun. [Al Kahfi 18:19]
...tidak ada orang yang mengetahui (bilangan) mereka kecuali sedikit". Karena itu janganlah kamu (Muhammad) bertengkar tentang hal mereka, kecuali pertengkaran lahir saja dan jangan kamu menanyakan tentang mereka (pemuda-pemuda itu) kepada seorangpun di antara mereka [18:22]
[Al Kahfi 18:14] ..., sesungguhnya kami kalau demikian telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari kebenaran".
[Al Kahfi 18:17] Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu.
Dan kamu mengira mereka itu bangun, padahal mereka tidur; Dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan melarikan diri dan tentulah (hati) kamu akan dipenuhi oleh ketakutan terhadap mereka. [Al Kahfi 18:18]
Dari data diatas silahkan menganalisa sendiri apa yang dimaksud dengan kesetaraan waktu tersebut , yang paling menarik ialah fakta ini diungkapkan dalam Al-Qur'an empat belas abad silam dan hasilnya baru dipahami sekarang .
Do'stlaringiz bilan baham: |