5.1.
Penentuan lokasi pengambilan sampel
Langkah awal dalam suatu penelitian dengan
tujuan untuk mengamati serta melakukan identifikasi
keragaman lumut adalah menentukan lokasi tempat
pengambilan sampel. Perlu dicermati dan difokuskan
pada bagian mana dari suatu kawasan akan dijadikan
sebagai tempat pengambilan sampel. Apakah cukup di
lantai hutan, menempel pada pohon, di sekitar tepian
sungai atau kombinasi lokasi dari ketiganya. Hal
penting yang perlu diperhatikan untuk pengambilan
sampel, sesuai dengan dasar penentuan sampel
minimal adalah 1/3 dari luasan atau populasi. Dengan
demikian untuk memenuhi ketentuan tersebut, maka
penting untuk mengetahui luas suatu hutan serta
bagian mana yang akan ditentukan sebagai lokasi
pengambilan sampel.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan
menggunakan metode jelajah berdasarkan wilayah
yang akan diambil sampel lumutnya. Dengan
menggunakan plot 2 x 2 meter yang dipasang di
Bab V Metode Pengamatan dan Identifikasi Bryophyta
127
sepanjang jalur tempat habitat dimana tumbuhan
lumut berada(Indriani & Primandiri, n.d.). Untuk lokasi
penelitian ini dapat dibagi menjadi tiga tempat atau
lebih dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Pengambilan lokasi dapat diambil di kawasan hutan
sekunder, kedua di kawasan hutan primer, dan ketiga
di kawasan hutan yang lainnya yang ada di sekitar
hutan utama. Selain hutan, karena kawasan habitat
lumut sangat beragam dapat juga diambil sampel dari
wilayah yang lebih simple yaitu di kawasan
persawahan atau justru di kawasan wilayah sekolah
atau pemukiman penduduk. Akan ada banyak
kemungkinan bahwa jenis lumut yang didapatkan juga
beragam.
Sampel lumut yang ditemukan diukur basal
areanya lalu dan sampel keragaman lumut yang
ditemukan dalam plot dapat diambil dengan
substratnya dan dimasukkan dalam plastik klip untuk
selanjutnya dapat dilakukan identifikasi.
Masing-masing kawasan akan dibuat minimal
tiga jalur dengan metode garis berpetak dan pada
setiap jalur ada lima plot dengan ukuran 20 meter x 20
meter untuk semua jenis pohon, 10 meter x 10 meter
untuk semua jenis tiang, 5 meter x 5 meter untuk
semuang jenis pancang, dan 2 meter x 2 meter untuk
semua jenis semai. Pada setiap plot satu dengan plot
berikutnyaberjarak sekitar 50 meter (Soerinegara dan
Indrawan, 2012). Untuk kawasan di pinggir jalan
masing-masing plot pada sebelah kiri dan sebelah
kanan jalan dan tidak berhadapan tetapi berjarak
sekitar lima meter.
Do'stlaringiz bilan baham: |