Hipotesis Model Geometrikal
-
Hipotesis Model Geometrikal Minor
SDM (X1)
Kinerja Organisasi (Y)
Kinerja organisasi (Y)
Output (X2)
-
Hipotesis Model Geometrikal Mayor
SDM (X1)
Output (X2)
Kinerja organisasi (Y)
-
Definisi Konseptual
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk menggambarkan secara tepat variabel yang hendak diteliti. Inilah yang disebut konsep, yakni istilah dan definisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak : kejadian, keadaan, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. (Singarimbun, 1989 : 32)
Variabel dalam penelitian ini dapat di definisikan sebagai berikut :
-
Kinerja organisasi (Y)
Yaitu gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi.
-
SDM (X1)
Yaitu salah potensi yang dimiliki oleh seseorang untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.
-
Output (keluaran) (X2)
Yaitu hasil dari pemrosesan dalam suatu kinerja atau sistem.
-
Definisi Operasional
Menurut Wignjosoebroto (1983) dalam Suyanto dan Sutinah (2004:51) dalam Mochamad Fauzi (2009:156) definisi operasional adalah spesifikasi prosedur ini (yang memungkinkan penegasan ada atau tidaknya realitas tertentu sebagaimana digambarkan menurut konsepnya).
Berdasarkan kerangka pemikiran dan rumusan variabel penelitian tersebut, maka dapat diuraikan indikator-indikator variabel sebagai berikut:
-
Kinerja organsasi (Y)
Menurut Mahmudi dalam Manajemen Kinerja Sektor Publik, indikator – indikator kinerja organisasi adalah sebagai berikut :
-
Perencanaan kinerja
Merupakan kegiatan aktif terhadap masa depan yang bertujuan untuk mempengaruhi masa depan .
-
Target kinerja
-
Indikator kinerja
-
Pelaksanaan kinerja
Merupakan implementasi dari perencanaan kinerja
-
Penilaian kinerja
Merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana tujuan organisasi telah dicapai.
-
Standar penilaian kinerja
-
Review kinerja
Merupakan tahap untuk membahas hasil yang telah dicapai dan faktor-faktor kinerja yang mendukung pencapaian prestasi.
-
Pembaharuan dan pengontrakan ulang kinerja
Merupakan penetapan kembali akuntabilitas kinerja yang harus dipenuhi,
-
SDM (X1)
Menurut Mohamad Mahsun dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik Indikator Kinerja Individu adalah sebagai berikut :
-
Produktivitas Kerja
-
Tingkat capaian kerja karyawan
-
Motivasi Kerja
-
Cara pimpinan dalam memberikan dukungan atau motivasi
-
Kepuasan Kerja
-
Tingkat kepuasan kerja karyawan
-
Pelatihan dan pengembangan
-
Pengadaan pelatihan dan pengembangan
-
Intensitas pelatihan dan pengembangan
-
Gaya kepemimpinan
-
Cara pemimpin mengelola perusahaan
-
Output (X2)
Menurut Mohamad Mahsun dalam Pengukuran Kinerja Sektor Publik Indikator output (keluaran) adalah :
-
Jumlah produk atau jasa yang dihasilkan
-
stok barang yang tersedia
-
Kualitas barang yang tersedia
-
Jumlah program-program atau rencana yang dihasilkan
-
Kesesuaian program yang dihasilkan dengan tujuan organisasi
-
Jumlah keluhan masyarakat dalam menerima barang atau jasa
-
Tingkat keluhan masyarakat
-
Ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa
-
Kesesuaian produksi barang dan jasa dengan kebutuhan masyarakat
-
Tingkat kesesuaian dengan tujuan organisasi
-
Produk dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan tujuan organisasi
Moh. Pabundu Tika
-
Strategi Perusahaan
-
Pemasaran
-
Operasional
-
Sumber Daya Manusia
-
Keuangan
Kerangka Pikir
Mahmudi
-
Faktor personal atau individual, SDM
-
Faktor gaya kepemimpinan
-
Faktor tim
-
Faktor sistem
-
Faktor konstekstual (situasional)
SDM
Kinerja organisasi
I Gusti Agung Rai
-
Input (masukan)
-
Process (proses)
-
Output (keluaran)
-
Outcome (hasil)
Output (hasil)
Mohamad Mahsun
-
Kelompok masukan (input)
-
Kelompok proses (Process)
-
Kelompok keluaran (output)
-
Kelompok hasil (outcome)
-
Kelompok manfaat (benefit)
-
Kelompok dampak (impact)
-
-
Metode Penelitian
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematika dalam mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah (Muchamad Fauzi:2009). Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif dan kualitatif.
-
Tipe Penelitian
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989 : 4) penelitian dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
-
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk mengetahui terjadinya suatu aspek variabel sosial tertentu dan mendeskripsikan variabel sosial tersebut.
-
Penelitian Eksploratif
Penelitian ini bersifat terbuka, masih mencari-cari belum mempunyai hipotesis. Penelitian ini sering digunakan sebagai langkah pertama untuk penelitian yang lebih mendalam baik penelitian penjelasan maupun penelitian deskriptif.
-
Penelitian Eksplanatori
Penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian eksplanatori (penjelasan) kuantitatif karena penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan hubungan–hubungan antar variabel penelitian serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
-
Populasi Penelitian
Populasi adalah seluruh jumlah elemen penelitian yang akan diteliti. Populasi dapat berupa individu, orang / area wilayah. Populasi dalam penelitian ini adalah staff pegawai Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang serta data-data yang menunjang penelitian.
-
Sampel Penelitian
Pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dengan demikian sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang terdapat Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang
-
Elemen Penelitian
Elemen penelitian merupakan satuan-satuan sampel yang ada dalam populasi. Di dalam penelitian ini yang akan dijadikan elemen penelitian unit analisis adalah staff pegawai di bagian-bagian yang terdapat di Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang
-
Sampling Size (Ukuran sampel)
Ukuran sampel adalah ukuran besarnya prosentase sampel yang akan diambil dari pegawai di bagian-bagian yang terdapat di Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang sehingga menentukan jumlah pegawai yang akan diteliti. Dalam penelitian ini penulis menggunakan rumus penarikan jumlah sampel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael (Sugiyono, 2010: 98)
s =
Keterangan :
s = jumlah sampel
ℷ² dengan dk = 1
P = Q = 0,5
d = 0,05
taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini dapat dihitung sbb:
s =
=
= 29,78
= 30
-
Fokus dan Lokus Penelitian
-
Fokus penelitian
Fokus dari peneltitian ini adalah kinerja organisasi dan juga berbagai variabel yang mempengaruhi.
-
Lokus penelitian
Lokus dalam penelitian ini adalah Perum Bulog Sub Divre I Semarang.
-
Jenis Data
Data dalam penelitian diolah dan digunakan sebagai alat untuk menganalisis dan memprediksi. Dalam penelitian ini digunakan sumber-sumber data sebagai berikut :
-
Data primer
Adalah sumber data utama yang diperoleh peneliti langsung dari informan dengan kuesioner pada responden mengenai kinerja organisasi Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang .
-
Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dengan cara membaca buku, jurnal, catatan, dan berbagai dokumen atau sumber-sumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
-
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan instrumen pendukung rekorder, kamera, catatan lapangan, kuesioner, interview guide.
-
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
Observasi
Pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung pada lokasi penelitian agar lebih jelas.
-
Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang sekiranya dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan penelitian.
-
Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis dan sistematis untuk dijawab oleh responden.
-
Tinjauan Pustaka
Bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan materi penelitian. Dilakukan dengan mempelajari laporan dan dokumen-dokumen lainnya yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
-
Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap, maka dilakukan tahapan pengolahan data yaitu sebagai berikut :
-
Editing
Yaitu pekerjaan yang dilakukan dengan jalan meneliti atau memeriksa kembali data yang diperoleh dari daftar pertanyaan mengenai jawaban yang telah diberikan oleh responden.
-
Coding
Yaitu mengklasifikasikan jawaban responden dengan pemberian tanda atau kode tertentu sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam menganalisis.
-
Tabulating
Yaitu pengelompokan data dalam tabel kerja dan mengatur angka-angka sedemikian rupa sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.
-
Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini bersifat ordinal karena peneliti mengurutkan respondennya dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi. Ukuran ordinal banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama untuk mengukur kepentingan, sikap, atau persepsi. Data yang diperoleh dari jawaban responden tersebut dikodekan dalam angka-angka kemudian diberi skor seperti halnya dalam skala likert. Untuk memberikan skor atas jawaban responden dikategorikan menjadi 4 alternatif.
Berikut ini disajikan rumus untuk mencari rata-rata distribusi, yaitu sebagai berikut :
Kemudian hasil perhitungan dari rumus di atas dibandingan dengan (rata-rata ketegori penilaian), dimana rumus untuk adalah sebagai berikut :
-
Analisis Data
Penganalisaan yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data secara kuantitatif yaitu analisis data yang digunakan untuk data-data yang dikumpulkan berjumlah besar dan diklasifikasikan dalam kategori-kategori serta berwujud angka.
-
Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada dasarnya untuk menguji hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Adapun rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
-
Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment berguna untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuatnya hubungan suatu variabel dengan variabel lain dengan tidak mempersoalkan apakah variabel tertentu tergantung dengan variabel lain.
Nilai koefisien korelasi product moment berkisar antara -1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya sebagai berikut :
-
Jika nilai r > 0 artinya telah terjadi hubungan linear positif, yaitu makin besar nilai variabel X (independen) makin besar pula nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makinj kecil nilai variabel X (independen) makin kecil pula nilai variabel Y (dependen).
-
Jika nilai r < 0 artinya telah terjadi hubungan linear negative, yaitu makin kecil nilai variabel X (independen) makin besar pula nilai variabel Y (dependen). Atau sebaliknya, makin besar nilai variabel X (dependen) makin kacil pula nilai variabel Y (dependen).
-
Jika nilai r = 0 artinya tidak ada hubungan sama sekali antara variabel X (dependen) dan variabel Y (independen).
-
Jika nilai r = 1 atau r = -1 artinya telah terjadi hubungan linier sempurna. Sedangkan untuk nilai r yang makin mengarah ke angka 0 maka hubungan makin melemah.
Rumus :
Keterangan :
R x,y = korelasi product moment
x₁, x₂ = nilai variabel bebas
y = nilai variabel terikat
n = jumlah responden
Setelah diperoleh nilai korelasi product moment maka tahap selanjutnya adalah melakukan uji signifikansi korelasi product moment, dengan rumus :
Keterangan :
t = nilai signifikan
r = korelasi product moment
n = jumlah responden
Setelah dilakukan uji signifikan maka tahap selanjutnya yaitu menentukan nilai kritis () atau nilai tabel t dengan derajat kebebasan :
dk = n-k
Dimana k = banyaknya variabel bebas
n = jumlah responden
Kemudian hasil penelitian tersebut dikonsultasikan dengan harga t observasi, dimana kriterianya adalah :
-
Jika t hitung > t tabel pada taraf signifikansi 1% berarti sangat signifikan. Hipotesis diterima.
-
Jika t hitung = t tabel pada taraf signifikansi 5% berarti signifikan. Hipotesis diterima.
-
Jika t hitung < t tabel pada taraf signifikansi 5% berarti tidak signifikan. Hipotesis ditolak.
Tabel 1.2
Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi
-
Interval Koefisien
|
Tingkat Hubungan
|
0,00 – 0,250
|
Korelasi sangat lemah
|
0,251 – 0,500
|
Korelasi sedang
|
0,501 – 0,750
|
Korelasi kuat
|
0,751 – 1,00
|
Korelasi sangat kuat
|
Sumber : Sugiyono, 2004 : 183
-
Koefisien Komparatif dua sampel
Menurut Sugiyono dalam Statistik Untuk penelitian menyebutkan bahwa dalam pengujian komparatif berarti menguji parameter populasi yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan. Dalam peneletian yang berjudul “Analisis Kinerja Pada Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang (Dalam Perubahan Status Bulog)” maka rumus yang digunakan adalah :
Wilcoxon Match Pair Test
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).
Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan.............antara sebelum dan sesudah..........
Hi : Terdapat perbedaan.................antara sebelum dan sesudah...........
Uji statistik
T terkecil
T : Jumlah jenjang bertanda
Kriteria uji
Ho ditolak : jika T hitung < T tabel
Ho diterima : jika T hitung ≥ T tabel
Bila sampel pasangan lebih besar dari 25 maka distribusinya akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan rumus z dalam pengujiannya yaitu :
T : jumlah jenjang atau rangking yang kecil
Dimana :
Kriteria Uji
Ho ditolak : jika z < z tabel
Ho diterima : jika z ≥ z tabel
-
Koefisiensi Determinasi
Koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui berapa prosentase (%) pengaruh variabel SDM (X1) serta variabel output (X2) secara bersama-sama mempengaruhi variabel kinerja organisasi (Y) dengan rumus :
KD = Koefisien determinasi
Do'stlaringiz bilan baham: |